SAMOSIR (GASSTAMNEWS.COM)– Polres Samosir turut ambil bagian dalam Focus Group Discussion (FGD) yang membahas penanganan dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Samosir. Kegiatan ini digelar oleh Aliansi Jurnalis Kabupaten Samosir dan berlangsung di Rumah Makan Sederhana, Jalan SM Raja, Kelurahan Pasar Pangururan, Kecamatan Pangururan.Jumat (4/7/2025).
FGD tersebut melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Polres Samosir, Pemkab Samosir, Kejaksaan Negeri Samosir, jurnalis, dan LSM lokal. Kapolres Samosir diwakili oleh Kapolsek Pangururan AKP Bangun Tua Dalimunthe. Hadir juga Kalaksa BPBD Samosir Sarimpol Manihuruk mewakili Bupati Samosir serta perwakilan Kejari Samosir yaitu Kasi Intel Richard P. Simare-mare, S.H., dan Kasi Pidum Parlindungan Situmorang, S.H., M.H.
Dalam pemaparannya, PS. Kanit Tipidter Sat Reskrim Polres Samosir Aiptu Martin Aritonang, S.H., menegaskan bahwa pihak kepolisian aktif mengedukasi masyarakat melalui Bhabinkamtibmas agar tidak membakar hutan atau lahan. Ia menekankan bahwa pelaku pembakaran akan diperiksa dan diproses untuk memberikan efek jera.
“Karhutla mayoritas disebabkan pembakaran lahan oleh warga. Kami mendorong penggunaan sprinkler dan embung air sebagai langkah pencegahan. Kasus karhutla ini juga dipantau langsung oleh pimpinan Polri melalui aplikasi Lancang Kuning,”.Ujar Martin.
Sementara itu, PS. Kanit II Sat Intelkam Polres Samosir, Bripka Rados Togatorop, S.H., mengungkapkan bahwa sepanjang Januari hingga Juli 2025, tercatat 23 kasus karhutla di wilayah Samosir. Ia menyebut bahwa Pemkab telah membentuk Tim Brigade Dalkarhut sebagai langkah konkret dalam penanganan karhutla.
Kapolsek Pangururan AKP Bangun Tua Dalimunthe menambahkan bahwa Kecamatan Harian menjadi wilayah dengan insiden karhutla tertinggi. Titik rawan kebakaran hutan terletak di Kelurahan Siogung-ogung dan Desa Tanjung Bunga. Ia menyatakan bahwa sebagian besar kejadian terjadi akibat kelalaian saat membakar lahan pribadi.
“Tidak ada indikasi masyarakat sengaja membakar kawasan hutan. Namun kami berharap insan pers dapat turut serta dalam mengedukasi masyarakat, terutama karena Geopark Kaldera Toba sedang menjadi perhatian UNESCO terkait isu lingkungan,” .Ujar AKP Bangun Tua.
Diskusi ini menjadi ruang strategis untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam upaya mencegah karhutla di kawasan Danau Toba. Para peserta sepakat bahwa sinergi dan edukasi publik menjadi kunci dalam menjaga kelestarian lingkungan di Kabupaten Samosir yang merupakan bagian dari kawasan strategis Nasional.
(Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar